Petani Pesawaran Maksimalkan Lahan Pertanian Tumpang Sari

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Keterbatasan lahan imbas berkurangnya penggunaan untuk perumahan tidak mengurangi minat bertani. Metode pemanfaatan lahan pertanian terbatas untuk budidaya sejumlah komoditas dimanfaatkan petani di Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Nurhayati, petani setempat memilih metode tumpang sari memaksimalkan hasil. Pada lahan pertanian Nurhayati menyebut menanam padi, singkong dan beragam sayuran. Pengaturan lahan sebutnya dilakukan memanfaatkan aliran Sungai Way Hurun.

Aliran air yang lancar dari kawasan taman hutan raya (Tahura) Wan Abdul Rachman menjadi peluang memaksimalkan lahan pertanian. Pada lahan teraliri air, ia menanam padi sebagian lahan kering ditanami sayuran.

Budidaya tanaman sayuran bernilai ekonomis tinggi cukup beragam. Ia memilih menanam kangkung, tomat rampai, bawang daun, terong, leunca, singkong dan kemangi. Semua jenis tanaman itu sebutnya banyak diminati usaha kuliner warung pecel lele, usaha martabak. Digunakan sebagai sayuran, komoditas pertanian miliknya digunakan sebagai lalapan.

“Sebagian lahan yang saya garap berada di area yang kering sehingga cocok untuk budidaya sayuran, sembari menunggu hasil panen padi selama empat bulan sebagian sayuran bisa dipanen maksimal satu bulan sudah bisa menghasilkan secara ekonomi dengan permintaan rutin dari usaha kuliner,” terang Nurhayati saat ditemui Cendana News, Senin (23/8/2021).

Pemanfaatan lahan pertanian terbatas sebut Nurhayati dilakukan dengan pengelolaan berkelanjutan. Ia memakai pupuk kandang untuk media tanam sayuran di dekat lahan sawah. Salah satu tanaman daun bawang, tomat rampai semakin subur dengan pupuk kandang. Meningkatkan kesuburan, pupuk kandang meminimalisir pemakaian bahan kimia.

Lihat juga...