Petani Pesawaran Maksimalkan Lahan Pertanian Tumpang Sari
Editor: Makmun Hidayat
Budidaya sayuran tanpa bahan kimia sebutnya menghasilkan sayuran organik. Sayuran organik tanpa residu bahan kimia banyak diminati pelanggan pemilik usaha kuliner. Usia tanaman sayuran sebut Nurhayati rata-rata 30 hingga 100 hari. Jenis tomat rampai yang bisa dipanen usia 60 hari telah dipanen 10 kali rata rata 8 kilogram. Dijual seharga Rp10.000 ia masih mendapat hasil Rp80.000.
“Selain hasil panen tomat rampai total saya masih bisa mendapat ratusan ribu dari panen leunca, bawang daun dan sayuran lain,” ulasnya.
Memaksimalkan lahan pertanian sebut Nurhayati dilakukan dengan sistem bedengan. Penggunaan bedengan jadi cara baginya mempermudah penanaman, perawatan dan pemanenan. Pasokan air yang lancar sebutnya digunakan untuk penyiraman saat hujan tidak turun. Disela sela merawat sayuran ia masih bisa merawat tanaman padi yang memasuki 30 hari setelah tanam (hst).
Budidaya sayuran organik sebut Nurhayati kerap disukai sejumlah warga. Stevani, salah satu warga yang membeli sayuran miliknya memilih membeli tomat rampai dan bawang daun. Penanganan komoditas pertanian yang dilakukan pada lahan terbatas meminimalisir pemakaian bahan kimia. Hasilnya produk pertanian yang dihasilkan tetap segar dan memiliki kualitas yang baik.
“Saya membeli berbagai sayuran yang ditanam tanpa bahan kimia karena lebih sehat, sembari melihat cara budidaya sayur lahan terbatas,” ulasnya.
Pemanfaatan lahan terbatas juga dilakukan Mulyadi di Desa Hurun. Pasokan irigasi alam yang lancar, pemisahan lokasi bertani sawah dan lahan kering memungkinkan ia bisa memaksimalkan lahan. Pada lahan cekungan yang mendapat pasokan air ia membuat kolam ikan. Jenis ikan nila, gurami dan mujaer dibudidayakan olehnya.