PJJ Dinilai Bikin Kesehatan Mental Guru Terancam
Editor: Makmun Hidayat
BANDUNG — Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang merupakan metode pembelajaran alternatif terbaik di masa pandemi Covid-19, numun bila sistem tersebut berlangsung dalam waktu lama, maka bisa memunculkan dampak negatif, salah satunya mengancam kesehatan mental para guru atau tenaga pendidik.
Menurut Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga dari lembaga Little Shine Jakarta, Jovita Maria Ferliana, selama pandemi, para guru dihadapkan oleh permasalahan bertambahnya beban dan jam kerja, serta keluhan dari orangtua akibat kurang efektifnya sistem PJJ.
“Ini permasalahan umum yang hampir dirasakan para guru di berbagai belahan nusantara selama PJJ. Belum lagi bila guru menghadapi siswa yang energinya tidak sama, sehingga mereka sangat sulit mencerna materi pelajaran yang disampaikan. Hal-hal semacam ini yang mengancam kesehatan mental guru,” ujar Jovita dalam webinar bertajuk Bagaimana Kesehatan Mental Guru Sekarang, yang diikuti Cendana News, Kamis (12/8/2021).
Jovita menjelaskan, ada dua indikator gangguan kesehatan mental, pertama dari sisi fisik, yaitu penderita akan mengalami gangguan pada pola tidur dan makan, lalu sering mimpi buruk, dan tubuh yang selalu merasa lemas, serta terjadi perubahan berat badan yang signifikan.
“Kedua indikator itu terlihat dari sisi emosi, di mana penderita akan menjadi mudah marah, sering cemas, dan kehilangan kepercayaan diri,” ungkap Jovita.
Meski demikian, Jovita memberikan beberapa treatment yang bisa dilakukan oleh para guru untuk mengurangi risiko gangguan mental selama PJJ, antara lain, tetap berusaha menyalurkan hobi, beristirahat yang cukup, menjadwal dengan baik rutinitas belajar online.