Potensi Lahan Budi Daya Perikanan Riau 53.020,07 Hektare
PEKANBARU – Dinas Kelautan dan Perikanan Riau mencatat potensi lahan air tawar untuk sektor pengembangan budi daya perikanan seluas 53.020,07 hektare yang tersebar di 12 kabupaten kota di provinsi itu.
“Potensi lahan perikanan di Riau masih cukup tinggi membuktikan bahwa bisnis perikanan di Bumi Lancang Kuning ini juga cukup menjanjikan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Herman Mahmud, kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa.
Dia mengatakan, potensi lahan untuk perikanan masih cukup luas di Riau dengan lahan air tawar paling luas adalah Kabupaten Kuansing yang mencapai 20.537,90 Ha disusul Kabupaten Rohul seluas 8.704,08 Ha, Pelalawan 8.421,81 Ha, Kampar 6.521,30 Ha dan Kabupaten Inhu seluas 3.162,20 Ha.
Selanjutnya di wilayah Meranti seluas 2.000 Ha, di Kabupaten Bengkalis 638,20 Ha, di Kota Pekanbaru 650,00 ha, di Kabupaten Siak 399,78 Ha, di Kota Dumai 225 Ha, dan di Kabupaten Rokan Hilir seluas 102,80 Ha.
“Dari total potensi lahan air tawar itu yang baru teralokasi seluas 6.000,70 Ha,” katanya.
Sementara itu potensi pengembangan budi daya perikanan untuk lahan air payau tercatat seluas 31.268,57 Ha dan yang sudah dialokasikan baru 18.647,61 Ha.
Selain itu, katanya menyebutkan, potensi perikanan pada wilayah laut mencapai 149.030,68 Ha dan yang sudah dialokasikan seluas 69.838,04 Ha.
Akan tetapi kata Herman, saat ini pihaknya tengah memprioritaskan dua pembangunan pada dua kegiatan budidaya di masa pandemi ini yakni pertama budi daya perikanan dan budi daya penangkapan ikan.
“Ada beberapa program yang sudah terealisasi saat ini pertama adalah budi daya tambak udang di Rupat, Kabupaten Bengkalis dan keramba jaring apung di wilayah Meranti. Kemudian ada juga budi daya ika patin di wilayah Kampar,” katanya. (Ant)