Praktisi : Budaya Membaca Bagi Pelajar Indonesia Perlu Ditingkatkan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BANDUNG — Rendahnya minat membaca di kalangan peserta didik Indonesia sangat memprihatinkan. Padahal, menurut Debbi Khumara, Praktisi Pendidikan asal Sekolah Sumaria, membaca adalah aktivitas yang sangat penting dan bisa mengubah prilaku siswa.
“Bagi sebagaian besar pelajar kita, membaca masih dianggap sebagai kegiatan yang membosankan dan membuang-buang waktu. Tentu ini tidak boleh dibiarkan, kita (guru) punya tanggungjawab meningkatkan minat baca pelajar,” ujar Debbi dalam webinar bertajuk Mengubah Prilaku Siswa Melalui Membaca, Kamis (12/8/2021).
Menurut Debbie, untuk membuat aktivitas membaca menjadi menyenangkan, siswa perlu diajarkan cara memahami relasi bacaan tersebut dengan dirinya, dengan dunia sekitarnya, serta relasi bacaan dengan bacaan lainnya.
Biasanya siswa hanya membaca tanpa mendapatkan hal apapun dari bacaan, hal tersebut dikarenakan mereka tidak punya kemampuan memahami yang baik.
“Kemampuan memahami itu bisa dilakukan dengan cara siswa diminta menemukan informasi dari hasil bacaan, melakukan interpretasi, serta melakukan refleksi dan evaluasi,” jelas Debbie.
Lebih lanjut, Debbie mengatakan, saat pelajar memiliki pemahaman yang baik, maka bacaan itu akan membawa pengaruh yang besar bagi dirinya dan kehidupannya.
“Tujuan utama dari pemahaman bacaan adalah membantu siswa mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang harus dimilikinya,” ungkap Debbie.
Pada forum yang sama, Esther, Praktisi Pendidikan dari lembaga Konsultan Pendidikan REFO menambahkan, kemampuan membaca harus dimulai bahkan sejak PAUD, sehingga para pelajar akan matang saat berada di jenjang SMP.