PTM Perlu Simulasi Untuk Bangun Kesiapan Anak

Editor: Koko Triarko

Dekan Fakultas Psikolog Universitas Mercua Buana, Muhammad Iqbal, Ph.D., pada acara webinar pendidikan di Jakarta yang diikuti Cendana News, Sabtu (25/6/2020). -Foto: Sri Sugiarti

JAKARTA – Dekan Psikolog Universitas Mercu Buana, Muhammad Iqbal, Ph.D., menilai pembelajaran tatap muka (PTM) dalam kondisi pandemi yang masih belum menentu, tidak salahnya untuk dicoba, apalagi untuk anak-anak yang sudah divaksin.

Hanya saja, menurutnya PTM ini harus dilaksanakan dengan tahapan konservasi dan simulasi terlebih dulu, agar anak tidak merasa kaget saat kembali belajar di kelas.

“Saya kira tidak ada salahnya dicoba, tapi saran saya jangan langsung tatap muka. Tetapi uji coba simulasi, tahapannya seperti itu,” ujar ujar Iqbal, kepada Cendana News, saat dihubungi, Kamis (26/8/2021).

Tahapan simulasi ini, kata dia, misalnya latihan seminggu sekali belajar di kelas sampai nanti ada pembiasaan bagi siswa hingga kemudian bisa dilakukan secara rutin.

“Simulasi ini bertujuan membentuk psikologi anak, karena nggak mudah sudah terbiasa di rumah si anak itu bangunnya telat,” ujar Muhammad Iqbal, psikolog lulusan fakultas Psikolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selain itu, fasilitas sekolah yang sudah lama tidak digunakan juga tentu harus dibersihkan, dan juga kesiapan dari para guru. Semua itu harus menjadi tahapan simulasi persiapan PTM.

Begitu juga dengan peran orang tua, tentunya harus mendukung penerapan PTM ini. Karena, menurutnya orang tua juga perlu energi untuk mengantar dan mengurus anaknya. Sementara mereka juga sudah mulai dengan berbagai aktivitasnya.

“Jadi, menurut saya harus ada program konservasi dan simulasi sampai nanti bisa menjadi kebiasaan kembali si anak. Kalau nggak, akan terjadi kaget. Orang tua juga harus mendukung,” pungkas Muhammad Iqbal, yang merupakan owner Rumah Konseling.

Lihat juga...