Reduksi Sampah Rumah Tangga, Efektif Jaga Kebersihan Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Upaya mereduksi sampah skala rumah tangga diterapkan oleh sebagian masyarakat di provinsi Lampung. Pengurangan atau reduksi sampah skala rumah tangga efektif mengurangi polusi lingkungan dengan pemanfaatan sebagai pupuk.
Suyatinah, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut minim sampah jadi cara menjaga pekarangan bersih.
Sampah rumah tangga sebut Suyatinah didominasi sisa sayuran, buah. Sebagian sampah berasal dari plastik kemasan makanan. Membuat lubang sampah dilakukan olehnya khusus untuk pembuangan sampah.
Jenis sampah plastik sebagian dibakar bersama kertas, daun kering. Selanjutnya abu pembakaran sampah ditimbun memakai kotoran kelinci, ayam dan sisa sayuran, abu sekam, abu tungku dan kulit buah.
Berbagai jenis sampah yang telah dibakar, ditimbun tersebut, bisa dipergunakan sebagai pupuk organik. Butuh waktu sekitar tiga bulan agar sampah yang ditimbun berubah menjadi pupuk.
Pembongkaran lubang sampah bisa dilakukan setelah proses fermentasi secara alami. Agar lebih cepat terfermentasi lokasi lubang disiram dengan air kolam ikan lele. Air kolam yang mengandung kotoran lele mempercepat pembusukan.
“Tanah jadi semakin gembur pada lokasi penimbunan sampah yang telah tercampur dengan limbah rumah tangga, pemanfaatan sayuran dan sisa buah dengan menyimpannya pada ember menjadi cairan yang berguna menambah kesuburan pupuk organik yang telah dibuat,” ulas Suyatinah saat ditemui Cendana News, Rabu (11/8/2021).
Pupuk organik sebut Suyatinah bisa dipanen sebagai penyubur tanaman. Menanam berbagai jenis sayuran dalam polybag, pot membuat pupuk bisa menyuburkan tanah.