Sejumlah Pedagang di Bandar Lampung Makin Terpuruk
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejumlah pedagang dan pelaku usaha lain di Bandar Lampung, makin terpuruk akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4, yang kini bahkan diperpanjang lagi hingga 23 Agustus nanti.
Joniansah, pedagang sepatu di kawasan jalan Raden Intan, Tanjung Karang, menyebut biaya operasional tidak bisa tertutupi imbas penjualan anjlok. Ia mengaku makin terpuruk atau nyungsep dalam berusaha, setelah penyekatan jalan utama diberlakukan.
Selain dirinya, ratusan pedagang di seputaran jalan Raden Intan juga dipastikan makin nyungsep. Pasalnya, warga yang berbelanja makin sedikit. Harapan akan adanya pembelian dari siswa sekolah saat tahun ajaran baru, pun tidak terwujud lantaran sistem pembelajaran dilakukan daring.
Sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan, Joniansah mengaku ikut tren penjualan online. Ia membuat akun di platform jual beli online mempromosikan barang. Dibantu sang anak, ia membuat foto produk, diunggah ke marketplace untuk dijual secara online. Meski demikian, daya beli masyarakat yang menurun berdampak pada penurunan penjualan.
“Semua pedagang bernasib sama, prioritas pembelian barang pokok yang diutamakan membuat warga menahan diri untuk membeli kebutuhan pelengkap seperti sepatu, baju, imbasnya bagi pelaku usaha atur strategi dengan memberi diskon, meski berimbas hanya mendapat keuntungan tipis,” terang Joniansah, saat ditemui Cendana News, Senin (10/8/2021).