Sektor Pariwisata Seret Pelaku Usaha Ubah Strategi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Tingkat kunjungan wisatawan yang menurun sejak tahun 2020 berdampak pada sejumlah objek pariwisata di Provinsi Lampung, tidak terkecuali di pantai Minang Ruah, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.

Mian, pelaku usaha sektor pariwisata mengaku usahanya stagnan. Masyarakat memilih pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder ketimbang pariwisata yang menjadi salah satu kebutuhan tersier. Dampaknya kunjungan sepi, pemasukan pelaku usaha pariwisata seret, bahkan tidak bisa menutupi biaya operasional.
Ekspetasi kunjungan wisata saat akhir pekan, libur hari raya keagamaan sebutnya tinggal impian. Mian bilang pembatasan dengan sejumlah kebijakan ikut mendorong berkurangnya pemasukan. Normalnya ia bisa mendapat pemasukan dari reservasi kamar homestay. Namun okupansi atau tingkat keterisian hunian anjlok bahkan dicatat nihil dalam pembukuan usahanya.
“Reservasi online dari wisatawan minat khusus terutama mahasiswa, pemuda penyuka berkemah atau camping di pantai asal Jakarta, Sumatera Selatan banyak pada kurun 2019 hingga 2020 awal, namun kurun 2020 hingga 2021 kami tidak menerima reservasi, sehingga biaya operasional terpaksa sistem subsidi dari sektor usaha pendukung,” terang Mian saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (8/8/2021).
Ia menggambarkan sektor usaha pariwisata yang diekspetasikan akan untung tengah merugi. Meminjam istilah ekspektasi tidak sesuai realita ia bahkan menyebut mendapat zonk alias tidak ada pemasukan. Usaha sang istri membuka warung makan, menyediakan makanan, minuman ringan, pakaian dan penyewaan ban tidak berjalan. Kalaupun ada wisatawan datang dominan berasal dari warga lokal tanpa menginap.