Selama Pandemi Covid-19, Pantauan TBC Turun

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Ramainya kasus COVID-19, mempengaruhi pada pemantauan penyakit TBC. Menurut data, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah kasus temuan hingga setengah dari temuan tahun 2019.

Kementerian Kesehatan melaporkan data TBC di Indonesia tahun 2020 menunjukkan 67 persen kasus terjadi pada usia produktif. TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. TBC umumnya menyerang paru-paru.

Mengacu pada WHO Global Tuberculosis Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita TBC dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan, diperkirakan untuk kasus TBC biasa di Indonesia mencapai 845 ribu dan 24 ribu untuk kasus TBC resisten atau kebal obat yang memerlukan masa penyembuhan lebih lama.

“Pengaruhnya pasti ada. Dari hasil pendataan tahun 2020, itu hanya ditemukan 30 persen dari total perkiraan. Dari 845 ribu kasus, yang ditemukan hanya 349 ribu,” kata Nadia, saat dihubungi, Jumat (20/8/2021).

Untuk kasus TBC resisten, lanjutnya, dari perkiraan 24 ribu kasus yang harusnya ditemukan, hanya 860 kasus.

“Kalau dibandingkan dengan temuan tahun 2018 dan 2019, temuannya bisa mencapai 60 persen dari estimasi kasus. Jadi bisa dibilang, pengaruhnya cukup besar. Dari 60 persen turun ke 30 persen,” ucapnya.

Ia menyebutkan penanggulangan TBC sudah dilakukan sejak tahun 1950-an, tapi kondisi Indonesia masih buruk.

Yaitu, masih menduduki peringkat negara dengan beban TBC tertinggi ke-2 di dunia dengan jumlah kasus sekitar 845.000 per tahun, dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian per jam.

Lihat juga...