Selama Pandemi Covid-19, Pantauan TBC Turun

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Karena itu, pemerintah sudah menyusun strategi dan langkah intervensi untuk menurunkan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100 ribu penduduk dan angka kematian TBC menjadi 6 per 100 ribu penduduk,” ucapnya.

Strategi nasional eliminasi TBC terdiri atas penguatan komitmen dan kepemimpinan di tingkat pusat dan daerah, peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, intensifikasi upaya kesehatan dan peningkatan penelitian, pengembangan serta inovasi.

“Langkah ini diharapkan bisa selaras dengan penanganan pandemi. Sehingga pantauan pada TBC bisa kembali meningkat, sekaligus masalah pandemi juga bisa selesai,” tandasnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan, Peraturan Presiden tentang Penanggulangan Tuberkulosis dapat meningkatkan kembali upaya penemuan kasus TBC yang menurun sejak pandemi COVID-19.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, dalam salah satu acara Kementerian Kesehatan, Rabu (17/2/2021) lalu – Foto: Ranny Supusepa

“Walaupun saat inj yang diutamakan adalah pelayanan COVID-19 tapi layanan TB juga harus tetap berjalan,” ucapnya.

Data menunjukkan bahwa dengan adanya pandemi COVID-19, kondisi TBC mundur ke situasi 2013-2016.

“Kalau temuan kasus TBC turun 25 persen dalam 3 bulan, maka peningkatan yang terjadi adalah 190 ribu orang di skala global,” ucapnya lagi.

Oleh karena itu, dibutuhkan scaling up  untuk penanganan TBC ini.

“Untuk jangka pendek, akses situasi dan pelayanan esensial harus tetap berjalan. Untuk jangka panjang dibutuhkan inovasi dalam pendeteksian dan pengobatan TBC agar target eliminasi TBC 2030 dapat tercapai,” pungkasnya.

Lihat juga...