Soeharto & Pembangunan di Irian Jaya yang Kini Bernama Papua
JENDERAL BESAR TNI Haji Muhammad Soeharto atau lebih akrab dipanggil Pak Harto, saat mengemban amanat sebagai presiden kedua Republik Indonesia, melakukan penyempurnaan paradigma pembangunan yang disebutnya Trilogi Pembangunan.
Dalam kesempatan temu wicara dengan Pasukan Utama Kirab Remaja Nasional IV di Jakarta Convention Center (JCC), pada 21 Agustus 1995 lalu, Presiden Soeharto menyinggung tentang Trilogi Pembangunan saat menjawab pertanyaan salah satu peserta Kirab Remaja Nasional terkait pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) atau kawasan di bagian timur Indonesia, termasuk di antaranya adalah Irian Jaya yang mempunyai julukan Bumi Cenderawasih ini.
Provinsi Irian Jaya sendiri sebelumnya dikenal dengan sebutan Irian Barat. Dan, pada saat peresmian tambang tembaga dan emas Freeport, penyebutan Irian Barat oleh Pak Harto diganti menjadi Irian Jaya.
Sejak tahun 1969 hingga 1973, nama Irian Jaya makin dikenal luas. Nama provinsi tersebut, digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Kemudian diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21/2001 Otonomi Khusus (Otsus) Papua pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Berkaitan dengan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia, dalam hal ini Irian Jaya, tentu tidak lepas dari konsepsi Trilogi Pembangunan sebagaimana dikemukakan oleh Pak Harto pada temu wicara, yakni terpeliharanya stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pemerataan pembangunan berikut hasil-hasilnya.
Trilogi Pembangunan menjadi langkah strategis pembangunan bagi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur sekaligus implementasi sila kelima dari Pancasila. Trilogi Pembangunan merupakan pintu masuk untuk melakukan Delapan Jalur Pemerataan.