Terlibat Kasus Pidana, Warga Amerika Dideportasi dari Bali

Deteni asal Amerika Serikat, Daniel BH (tengah), didampingi dua petugas Imigrasi Denpasar dalam proses pendeportasian, Jumat (27/08/2021) - foto Ant
DENPASAR – Imigrasi Denpasar, Bali, mendeportasi Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat  (AS), bernama Daniel BH. Tindakan tegas tersebut dilakukan, karena yang bersangkutan sebelumnya sempat terlibat dalam kasus pidana, berupa perusakan barang.

“Yang bersangkutan terakhir kali datang ke Indonesia sekitar Maret 2020, melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dan yang bersangkutan terlibat kasus pidana dalam Pasal 406 ayat 1 KUHP, yaitu merusak barang,” kata Kepala Kantor Wilayah KemenkumHAM Bali, Jamaruli Manihuruk, di Denpasar, Bali, Sabtu (28/8/2021).
Daniel BH, merupakan deteni immigratoir asal Amerika Serikat, yang melanggar pasal 75 UU RI No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Jo. pasal 406 ayat (1) KUHP. Setelah sempat terlibat kasus pidana, ia dinyatakan bebas dari Lapas Kelas II A Kerobokan, pada 9 Maret 2021.
Selain itu, yang bersangkutan juga tidak memiliki paspor dan izin tinggal yang berlaku di Indonesia. Sehingga dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian Pasal 75 UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. “Dari berkas yang diterima di Lapas Kelas II A Kerobokan, yang bersangkutan ternyata memiliki identitas bernama David Smith, Warga Negara Kanada. Tapi setelah dilakukan pemeriksaan di Rudenim Denpasar, ia mengakui, bahwa identitas diri yang sebenarnya adalah Daniel BH, asal Warga Negara Amerika Serikat,” jelas Kakanwil.
Setelah berkoordinasi dengan Kedutaan terkait, dan dibenarkan kalau Daniel BH merupakan Warga Negara Amerika Serikat. Pendeportasian WN Amerika tersebut dilakukan pada Jumat, 27 Agustus 2021 pukul 13.15 WITA, menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan dikawal dua orang petugas Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
Setelah itu, melanjutkan keberangkatannya dengan penerbangan Turkish Airlines TK0057 dan TK 3 pada pukul 21.05 WIB dengan tujuan Jakarta menuju Istanbul lalu New York. “Yang bersangkutan telah diusulkan untuk dimasukkan ke dalam daftar penangkalan atau cekal ke Direktorat Jenderal Imigrasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” tegasnya. (Ant)
Lihat juga...