Vaksin Nusantara Buka Peran Indonesia di Kancah Internasional

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Penggunaan sel deindritik dalam teknologi vaksin nusantara akan membuka lebih luas sistem pengobatan. Tidak hanya pada penanganan COVID-19 saja. Tapi juga pada penanganan penyakit lainnya. Serta akan membuka peluang Indonesia menjadi bagian dalam dunia kesehatan secara global. Senjata utama dari sel deindritik itu sendiri adalah fungsi dirinya sebagai sel memori.

“Kita bukan hanya bicara tentang bagaimana sel itu mampu mengaktivasi imun tubuh. Tapi bagaimana tubuh kita mampu mengingat apa yang menjadi musuhnya. Sehingga, ketahanan tubuh bisa seumur hidup. Ini adalah peluang bagi Indonesia untuk ambil bagian dalam sistem kesehatan global,” kata Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Prof. Dr. drh. CA. Nidom,MS, saat dihubungi, Jumat (27/8/2021).

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Prof. Dr. drh. CA. Nidom, MS, saat dihubungi, Jumat (27/8/2021) – Foto: Ranny Supusepa

Kecepatan sel deindritik dalam mengenali virus yang merugikan tubuh juga akan mempercepat proses kesembuhan tubuh.

“Dari relawan yang menerima suntikan sel deindritik, terlihat pada hari ke-17 sudah aktif antibodi dan daya protektivitasnya. Lebih cepat dibandingkan vaksin konvensional yang dipergunakan saat ini. Di mana saat pengujian hingga 1 bulan sejak vaksinasi kedua, antibodinya ada yang meningkat, ada yang tidak,” ucapnya.

Hal ini bisa terjadi karena mekanisme vaksinasi adalah disuntikkan lalu ia akan mencari sel deindritik itu.

“Dengan vaksin nusantara, yang kita suntikkan adalah sel deindritik yang sudah memiliki memori pada virus tersebut. Jadi wajar kalau prosesnya lebih cepat,” ucapnya lagi.

Lihat juga...