Wali Kota Bekasi Minta Warga tak Cetak Kartu Vaksin Sendiri
Editor: Makmun Hidayat
BEKASI — Permintaan vaksin di Kota Bekasi, Jawa Barat, terus melonjak. Hal itu akibat dijadikannya sebagai salah satu syarat baik bepergian, masuk ke mal atau lainnya sehingga jadi ajang bisnis baru untuk mencetak kartu vaksin seperti KTP.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, tak membenarkan hal tersebut dengan mengatakan kartu vaksin hanya dikeluarkan oleh institusi pemerintah dan masuk ke p-Care jadi bisa dilacak dan terdata. Dia menegaskan Pemkot tidak menyarankan warga mencetak sendiri.
Namun demikian tegasnya, akan menelusuri informasi tersebut lebih lanjut dengan melakukan sidak di beberapa tempat percetakan guna membenarkan informasi itu di Kota Bekasi untuk mengetahui tekniknya.
Tanti Rohilawati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dikonfirmasi terpisah juga mengakui bahwa informasi tersebut adalah fenomena baru di masyarakat. Dia pun mengatakan, sebenarnya tidak mempersoalkan jika itu terjadi jika tujuannya hanya sebagai bukti sudah divaksin.
“Boleh dan sah-sah saja, karena itu merupakan tanda bukti kalau warga telah mengikuti vaksin tujuannya agar mempermudah untuk dibawa ketika hendak bepergian,” ucap Tanti.
Menurutnya data vaksin itu sendiri ada kerahasiaan data warga yang sudah divaksin lalu dicetak seperti kartu tanda penduduk. Itu sebenarnya kembali lagi kepada individunya, digunakan untuk apa. Tapi seharusnya tidak disebarluaskan karena menyangkut data pribadi.
Ia pun melaporkan untuk program vaksinasi di Kota Bekasi dari target 2.016.006 orang, 26.19 % atau 528.000 orang telah divaksin dosis pertama dan 11.29% atau 227.684 telah divaksin kedua.
Jumlah BOR TT Isolasi dan ICU Covid-19 di Kota Bekasi progres dari tanggal 8-12 Agustus 2021.