Alat Tangkap Ikan Modal Penting Nelayan Cari Penghasilan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sektor usaha perikanan di Lampung Selatan, tetap bisa eksis berkat para nelayan pesisir yang terus menjalankan usaha mencari ikan. Sejumlah alat tangkap ikan seperti perahu dan beragam jenis bagan, pun menjadi modal usaha berkelanjutan bagi para nelayan tersebut.

Marjaya, nelayan di desa Kelawi, Bakauheni, mengatakan tiga jenis bagan digunakan nelayan menyesuaikan fungsinya. Sebagai modal usaha bagi nelayan, bagan yang digunakan meliputi bagan apung, bagan congkel dan bagan mini. Bagan apung dominan menjadi sarana untuk usaha penangkapan ikan tepian. Lokasi pemasangan bagan apung berada di dekat pantai, minimal satu mil laut atau dekat dengan daratan.

Menurut Marjaya, modal pembuatan bagan apung bisa mencapai puluhan juta rupiah. Bagan apung sederhana berbahan bambu betung, bambu hitam, bambu ori, kayu jati dan kayu mahoni. Selain kerangka bagan, perlengkapan genset tenaga diesel, instalasi lampu, drum pelampung, jangkar tambat, rumah istirahat hingga jaring diperlukan. Ia harus menyediakan modal sekitar Rp75juta lebih untuk satu unit bagan apung.

“Sebagai modal operasional di sektor perikanan tangkap, nelayan membuat bagan apung sebagai sarana produksi yang bisa dipergunakan berkelanjutan, agar memberi mata pencaharian bagi nelayan, produsen pengawetan teri dan ikan asin,” terang Marjaya, saat ditemui Cendana News, Selasa (7/9/2021).

Marjaya, pemilik bagan di pantai Minangruah, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Selasa (7/9/2021). -Foto: Henk Widi

Marjaya menyebut, penggunaan bagan apung menjadi warisan tradisi warga pesisir sebagai pelaut. Sebagai bentuk usaha yang mengandalkan perairan laut, ia memanfaatkan potensi alam yang mendukung. Kondisi perairan di teluk yang memiliki arus tenang mendukung proses penangkapan ikan laut. Berbagai jenis ikan dominan teri, selar dan cumi-cumi bisa diperoleh memakai bagan apung.

Lihat juga...