Banyak Peluang Usaha di Sektor Pertanian Bandar Lampung
Editor: Koko Triarko

Usai melakukan panen padi, Suyitno tidak membiarkan lahan terlantar. Ia memanfaatkannya untuk menanam palawija. Jenis sayuran berupa bawang daun, kangkung, bayam cabut dan tomat rampai dibudidayakan. Pemanfaatan lahan sawah yang telah dipanen, menjadi penyelang sebelum masa penanaman padi akhir tahun mendatang.
“Potensi pengembangan usaha agraris masih dipertahankan warga, meski banyak lahan dijual sebagai lokasi permukiman,” ulasnya.
Hasil usaha sektor pertanian, sebut Suyitno memiliki keuntungan yang menjanjikan. Setelah penjualan padi, sebagian digunakan sebagai modal usaha menanam sayuran. Selain memanfaatkan lahan berbasis pertanian, ia juga menggeluti bisnis perikanan. Pola tumpangsari menghasilkan ikan lele, nila dan gabus yang dijual saat usia tiga bulan.
Potensi bisnis pertanian juga digeluti oleh Ngadimun, yang memanfaatkan peluang hasil panen padi. Ia memanfaatkan modal untuk membeli gabah dari petani dalam bentuk GKP. Selanjutnya, gabah dijual ke sejumlah usaha penggilingan padi di wilayah Banten. Selisih penjualan dari petani ke pengepul menjadi keuntungan baginya. Ia juga bisa menyerap sejumlah tenaga kerja bongkar muat.
“Bisnis jual beli gabah atau padi masih jadi peluang untuk mendapatkan keuntungan, karena hanya ditekuni sebagian orang,” ulasnya.
Ngadimun juga membeli gabah di wilayah Lampung Selatan dan Lampung Timur. Saat musim panen padi, ia menyebut harga GKP pada level petani mengalami pasang surut. Menyesuaikan kondisi cuaca, harga GKP bisa mencapai Rp3.700. Kadar air rendah imbas kerap turun hujan menjadi alasan harga bisa turun. Meski demikian gabah bisa dikeringkan memakai alat pengering mesin, sehingga menghasilkan beras berkualitas.