Berbagai Kiat Usaha Kuliner Ikan di Bandar Lampung
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Zaskia, pedagang di Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung, menyediakan lapak untuk menjual pempek dan tekwan siap saji. Ia melayani pembeli yang datang langsung maupun yang memesan secara online.
Setiap hari, Zaskia membuat pempek dan model dengan bahan baku daging ikan sebanyak tiga kilogram. Pemilihan ikan segar lalu menggilingnya ke penggilingan daging ikan, untuk mempertahankan rasa. Konsumen kerap memilih pempek dan tekwan dengan rasa dominan ikan untuk oleh-oleh.
Zaskia menjelaskan, ikan segar dibelinya dari nelayan lalu diolah sendiri dengan cara dikukus, sehingga memiliki kualitas rasa yang lebih alami. Setelah dikukus, daging ikan bisa dipisahkan dengan memakai sendok garpu untuk adonan tepung. Efesiensi penggunaan ikan segar dilakukan memakai jenis ikan jolot, parang, dan baji-baji yang lebih ekonomis.
“Biaya produksi memakai bahan baku ikan tenggiri, secara kalkulasi bagi pedagang pempek dan tekwan tidak ketemu, karena modal yang digunakan untuk membeli ikan lebih mahal, maka kami gunakan jenis ikan yang harganya terjangkau tanpa mengurangi kualitas rasa,” terang Zaskia, saat ditemui Cendana News, Selasa (14/9/2021).

Menurut Zaskia, pasokan ikan diperoleh dari pelabuhan perikanan di Lempasing. Namun, ia juga membeli ikan sebagai bahan baku dari pasar Gudang Lelang. Mempertahankan kualitas rasa pempek, tekwan ikan laut, diakuinya membuat konsumen setia membeli. Meski belum memiliki warung tetap dan hanya mengandalkan lapak, ia mendapat omzet ratusan ribu rupiah per hari.
Agar bisa menyediakan pesanan dalam jumlah banyak, ia menyediakan stok ikan giling beku. Ikan segar yang telah dibeli lalu dikukus, selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin. Saat ada pesanan dalam jumlah banyak, ia tidak perlu membeli ikan segar di pasar.
“Pasokan ikan hasil tangkapan nelayan yang stabil, jadi kunci bertahannya usaha kuliner berbahan ikan,” ulasnya.
Hasanah, penyedia daging ikan di Gudang Lelang, Bumi Waras, menyebut memakai sejumlah ikan laut ukuran kecil. Jenis ikan laut yang digunakan meliputi pepirik, kuniran kecil, petek dan ikan baji baji. Setelah dibersihkan bagian kepala dan ekor, ikan tersebut diiris tipis lalu digiling memakai mesin. Berbagai jenis ikan yang digiling akan dibersihkan bagian duri, sehingga bisa dikonsumsi.
“Kami menyediakan ikan yang telah digiling dengan kualitas baik untuk bahan pembuatan kuliner,” paparnya.
Kartono, pelaku usaha penjualan ikan laut, menyebut pasokan ikan melimpah menjadi bahan baku sejumlah kuliner tradisional. Agar ikan bertahan lama, ia memakai es balok. Ikan laut bisa dijual kembali sebagai bahan ikan giling. Jika tetap tidak laku, ia masih bisa mengawetkannya dengan cara pengasapan atau dikeringkan.
Peluang usaha memanfaatkan hasil tangkapan ikan, sebut Kartono berpeluang memberi hasil maksimal. Peningkatan nilai jual bisa diperoleh dengan mengolah ikan sebagai ikan giling.
“Namun, modal yang diperlukan lebih banyak, berupa mesin giling, lemari pendingin. Selama stok ikan melimpah, usaha berbahan ikan akan tetap bertahan,” katanya.