Berbagai Teknik Petani di Lamsel Cegah Serangan Hama
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama, selalu muncul dan bisa menyebabkan hasil panen tanaman padi berkurang, bahkan gagal. Berbagai cara pun dilakukan oleh petani di Lampung Selatan, untuk meminimalisir kerugian akibat serangan hama.
Sutrisno, petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyebut pengendalian hama terpadu dilakukan dengan memanfaatkan cara tradisional dan sintetis, hama diminimalisir agar produksi padi stabil.
Sutrisno menyebut, memasuki masa padi berbulir atau meratak, beragam hama muncul. Hama yang mengganggu berupa tikus, ulat daun, wereng, klaper dan burung pipit. Semua hama tersebut menyebabkan tanaman padi rusak pada bagian akar, batang, daun dan bulir. Pengendalian dilakukan dengan metode pengamatan tiap petak, agar hama bisa diambil, lalu dimusnahkan.
Cara pengendalian dengan racun kontak atau bahan kimia sintetis, sebut Sutrisno memakai insektisida. Berbagai pengendalian hama bertujuan mengurangi populasi pada hamparan sawah. Menanam padi varietas Ciherang, ia menyebut saat masa tanam ke tiga, hama masih bisa dikendalikan. Meski populasi tetap muncul, ia tetap berkonsultasi dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian.
“Saya kerap konsultasi cara pengendalian hama terpadu agar hasilnya maksimal, menghemat biaya serta produksi padi bisa maksimal saat panen, meski sebagian tanaman padi tidak bisa terhindarkan dari hama,” terang Sutrisno, saat ditemui Cendana News, Senin (13/9/2021).
