BMKG: Potensi Tsunami Non-Tektonik di Maluku Tengah, Tinggi
JAKARTA — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut wilayah Pulau Seram, Maluku Tengah memiliki potensi bahaya tsunami non-tektonik, atau tsunami yang bukan disebabkan gempa yang cukup tinggi.
Hasil penelusuran dan verifikasi zona bahaya yang dilakukan BMKG di Pulau Seram menunjukkan sepanjang garis pantai pulau tersebut merupakan laut dalam dengan tebing-tebing curam yang sangat rawan longsor.
“Gempa menjadi trigger terjadinya longsor yang kemudian menyebabkan gelombang. Dalam pemodelan, dapat disimpulkan apakah berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak. Bisa saja tidak, tapi ternyata gempa tersebut malah membuat longsor bawah laut yang kemudian memicu tsunami,” ujar Dwikorita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Dalam kunjungannya ke Pulau Seram beberapa waktu lalu Dwikorita menyambangi Negeri Samasuru, Negeri Amahai, Kota Masohi, dan Negeri Tehoru.
Di daerah tersebut, selain melakukan verifikasi peta bahaya dan menyusuri jalur evakuasi, Dwikorita dan tim BMKG bersama BPBD setempat, Kepala Pusat Studi Bencana Alam Universitas Pattimura, dan Peneliti dari LIPI dan Badan Geologi secara langsung mendengar kesaksian dan cerita warga tentang terjadinya gempa dan tsunami masa lalu.
“Di Negeri Tehoru saya melihat langsung jejak tanah yang longsor ke laut. Di Samsuru, warga setempat bahkan telah melakukan perhitungan kedalaman laut dari batas bibir pantai, jarak 3 meter dari bibir pantai, kedalaman laut sudah mencapai 23 meter,” ujar dia.
Dwikorita mengatakan hingga saat ini belum ada negara yang mampu mendeteksi tsunami non tektonik secara cepat, tepat dan akurat. Sistem peringatan dini yang dibangun negara-negara di dunia adalah sistem peringatan dini tsunami akibat goncangan gempa bumi.