BMKG: Potensi Tsunami Non-Tektonik di Maluku Tengah, Tinggi
Selama ini, kata dia, yang bisa dilakukan adalah memantau muka air laut dengan buoy atau tide gauge. Namun, cara tersebut kurang efektif, karena sifat alat yang baru bisa menginformasikan usai kejadian tsunami.
Sehingga, saat alat tersebut memberikan peringatan, hal tersebut sudah terlambat lantaran tsunami sudah datang.
“Karena dipicu oleh longsoran bawah laut maka estimasi waktu kedatangan tsunami bisa sangat cepat. Hanya dalam hitungan kurang dari 3 menit, seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah,” ujar dia menambahkan
Oleh karena itu, Dwikorita meminta masyarakat yang berada di sepanjang garis pantai di Pulau Seram untuk segera melakukan evakuasi mandiri, apabila merasakan getaran atau guncangan tanah atau gempa bumi, tanpa harus menunggu peringatan dini BMKG.
“Belajar dari pengalaman, tidak usah menunggu peringatan dini tsunami. Segera lari begitu merasakan getaran tanah atau gempa. Jauhi pantai dan segera lari ke bukit-bukit atau tempat yang lebih tinggi,” pinta Dwikorita.
Lebih lanjut Dwikorita mengatakan bahwa Kepulauan Maluku memiliki sejarah panjang gempa bumi dan tsunami. Oleh karenanya, Ia berharap Pemerintah Daerah dengan pihak terkait dapat melakukan berbagai upaya mitigasi guna mengurangi dampak dan risiko kerugian, jika sewaktu-waktu bencana gempa dan tsunami terjadi.
Dwikorita mengatakan masyarakat harus terus dilatih sehingga tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, disamping penyiapan tempat evakuasi yang secepat mungkin dapat dicapai, melalui jalur-jalur evakuasi yang aman yang disertai rambu-rambu yang jelas. (Ant)