Budi Daya Vanili di Sikka Potensial Dikembangkan

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Budi daya vanili di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sangat potensial dikembangkan, mengingat di beberapa daerah lahan pertaniannya berada di ketinggian.

“Saya juga melakukan budi daya vanili dengan menanam ratusan pohon,” sebut Erik Paji, petani hortikultura di Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, saat ditemui di kebunnya, Senin (13/9/2021).

Erik menyebutkan, lahan pertanian di Kecamatan Nita rata-rata berada di ketinggian 800 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut.

Dia mengaku menanam pala dan vanili untuk menambah penghasilan, sebab tanaman umur panjang ini harga jualnya sangat lumayan.

Petani di Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT, Erik Paji, saat ditemui di kebunnya, Senin (13/9/2021). -Foto: Ebed de Rosary

“Tanam vanili lebih sulit karena kita harus melakukan penyerbukan atau mengawinkan benangsari dan putik buahnya sendiri. Saya menggunakan pohon pelindung seperti gamal dan kelapa,” ucapnya.

Erik menambahkan, untuk naungan sebagai tempat merambat vanili, dirinya menggunakan gamal,  daun gamal pun bisa dipergunakan sebagai makanan kambing.

Menurutnya, gamal sangat cocok ditanam di tanah berkerikil, apalagi curah hujan di Kabupaten Sikka tergolong tidak terlalu tinggi, sehingga cocok untuk pengembangan vanili.

“Dulu vanili hanya ditanam di beberapa kecamatan di wilayah tengah dan timur Kabupaten Sikka, seperti di Kecamatan Hewokloang, Bola dan Doreng. Kini, banyak wilayah barat pun petaninya mulai tanam vanili,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Markus Dua, mengatakan di Kabupaten Sikka terdapat 621.120 pohon vanili yang ditanam oleh 985 petani. Total produksi per tahun sebanyak 111,3 ton, dengan rata-rata produksi per hektare mencapai 332 ton, dan cocok untuk wilayah Kabupaten Sikka dengan ketinggian 500 hingga 600 meter di atas permukaan laut.

Lihat juga...