Cara Tradisional Masih Efektif Cegah Hama Padi
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Cara tradisional masih menjadi pilihan bagi petani di Lampung Selatan untuk meminimalisir hama. Seperti penggunaan pagar plastik untuk mengatasi hama burung pipit kepala putih dan tikus, yang bisa menurunkan produktivitas padi. Waring, tali senar dan pengusir hama burung dari plastik digunakan, karena murah dan ramah lingkungan.
Ngatiyem, petani di Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, mengatakan serangan hama burung pipit jenis kepala putih kerap memakan bulir padi muda. Serangan kerap terjadi kala pagi dan sore, sehingga mengurangi bulir padi. Serangan dalam jumlah banyak secara bergerombol menyebabkan bulir padi kosong.
Petani masih memakai teknik membuat orang-orangan sawah. Memakai baju bekas, diberi topi dan diberi tali akan membuat orang-orangan sawah bergerak. Kombinasi orang-orangan sawah yang diberi kaleng berisi kerilil, menyebabkan suara nyaring. Suara pada kaleng akan mengusir burung pipit. Selain itu, ia juga rutin berkeliling ke area sawah menghalau burung pipit yang hinggap.

“Petani memilih seharian berada di sawah, bahkan ada yang memakai gubuk sebagai tempat tinggal sementara, agar bisa menunggu tanaman padi dari serangan hama burung pipit, jika tidak ditunggui berimbas padi kosong oleh serangan hama burung dan mengurangi produksi padi,” terang Ngatiyem, saat ditemui Cendana News, Senin (6/9/2021).
Ngatiyem menambahkan, cara lain digunakan oleh sang suami dengan membuat kentongan. Terbuat dari bambu, kentongan yang dipukul keras akan mengeluarkan suara yang menakuti burung. Membakar rumput kering di area sawah juga menjadi cara mengusir hama burung pipit. Cara lain dilakukan dengan membuat kincir dengan kaleng memberi efek suara pengusir burung.