Dua Pabrik Es Milik Pemda Sikka tak Lagi Beroperasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Sebanyak 2 pabrik es milik Pemda Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah sebulan lebih tidak beroperasi lantaran mesin produksi es masih rusak sehingga para nelayan terpaksa membeli es di pabrik ikan.

“Dua mesin produksi es milik Pemda Sikka yang terletak di PPI Alok dan PPI Paga rusak selama sebulan ini,” kata Yohanes Don Bosco Ricardson Minggo, S.Pi, M.Si, Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universias Nusa Nipa (Unipa) Maumere, NTT, saat ditemui di kampusnya, Rabu (29/9/2021).

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Universias Nusa Nipa (Unipa) Maumere, NTT, Yohanes Don Bosco R. Minggo, saat ditemui di kampusnya, Rabu (29/9/2021). Foto: Ebed de Rosary

Bosco sapaannya mengatakan, per hari kedua pabrik es tersebut bisa memproduksi es sebanyak 12,5 ton.

Lanjutnya, kapasitas pabrik es PPI Alok sebanyak 400 balok dan pabrik es PPI Paga sebanyak 100 balok per hari.

Ia menjelaskan, harga penjualan 1 balok es di kedua PPI tersebut sebesar Rp 14 ribu.

“Untuk dapat terus melaut, biasanya nelayan terpaksa membeli es balok di perusahaan ikan dengan harga yang lebih tinggi dengan kisaran Rp 15 ribu sampai Rp17 ribu per balok,” ungkapnya.

Bosco sebutkan, tingginya kebutuhan akan es balok terjadi karena wilayah pencarian ikan cukup jauh sehingga waktu pelayaran lebih lama.

Selain itu sambungnya, banyaknya ikan yang masuk dari wilayah Flores Timur juga membutuhkan es agar ikan tidak mudah rusak.

Kata dia, kerusakan pabrik es tentunya bukan saja berdampak pada kerugian bagi nelayan, tapi akan berdampak pada kerugian pemerintah daerah.

Lihat juga...