Indonesia Masih Dihantui Masalah Sampah Makan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BANDUNG — Food Waste (sampah makanan) merupakan salah satu topik serius yang saat ini tengah dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka mengatasi berbagai masalah pencemaran lingkungan. Berdasarkan studi The Economist Intelligence Unit (EIU) di tahun 2017, Indonesia menjadi negara kedua terbesar penghasil sampah makanan, dengan rata-rata 300 kilogram per individu setiap tahunnya.
Menurut Pendiri sekaligus CEO Eco Human Global, Salma Mazziyah, tingginya angka sampah makanan tersebut tampak semakin ironis bila dikaitkan dengan angka kelaparan di Indonesia yang juga jumlahnya cukup besar.
“Jadi di saat bersamaan ada yang kelaparan, ada pula yang membuang makanan. Padahal, jika kita melakukan kalkulasi, sebetulnya jumlah makanan yang terbuang itu bisa untuk menghidupi 28 juta penduduk Indonesia,” ungkap Salma dalam webinar bertajuk Penerapan Gaya Hidup Rendah Karbon yang diikuti Cendana News, Rabu (22/9/2021).
Salma mengatakan, sampah makanan paling banyak berasal dari rumah tangga. Hal tersebut tidak terlepas dari kebiasaan masing-masing individu yang tidak menghabiskan makanannya, kemudian porsi makannya tidak sesuai, serta kerap membeli atau memasak makanan yang tidak disukai.
“Maka dari itu, mulai saat ini kita perlu membuat perencanaan sebelum membeli sesuatu, sehingga yang kita beli dan kita konsumsi itu sesuai dengan kebutuhan. Kita juga perlu memastikan kecukupan porsi masakan, dan menyimpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi pada jangka waktu yang cukup lama,” jelas Salma.
Salma pun mengingatkan, sampah makanan yang terbuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berpotensi menjadi gas metana yang bisa memicu terjadinya percepatan pemanasan global.