Jaga Peradaban Budaya, Lestarikan Kain Nusantara

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Menjaga peradaban budaya Indonesia salah satunya dengan melestarikan kain Nusantara. Warisan budaya nenek moyang tersebut dapat juga dikombinasikan dengan memanfaatkan tanaman alam, salah satunya kain tenun pahikung asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Pendiri Sanggar Sekar Kawung, Chandra Kirana mengatakan, Indonesia sangat erat sekali dengan kebudayaan warisan nenek moyang, salah satunya kain tradisional.

“Kebudayaan kita sangat jenius memanfaatkan tanaman di dalam kain tradisional, budaya warisan leluhur atau nenek moyang,” papar Kirana pada diskusi online tentang kain Nusantara di Jakarta yang diikuti Cendana News, Minggu (19/9/2021).

Dia pun mencontohkan pemanfaatan tanaman untuk membuat kain tenun dari serat kepompong kupu gajah yang ada di Sumba Timur.

Kupu gajah ini jelas dia, merupakan indikator kesehatan wilayah hutan. Kalau hutan agro forest petaninya bagus, maka di wilayah hutan itu akan banyak kupu gajah, bisa dikumpulkan dan ditenun.

“Ini yang saya pakai, hanya ada satu helai di dunia kain tenun pahikung Sumba Timur yang mengombinasikan benang putih dengan sutra kupu gajah,” ucap Kirana, sambil tangannya memegang kain tenun berbahan serat kepompong kupu gajah yang diselempangkan di pundaknya.

Dalam membuat kain tenun, Kirana lebih melihat perspektif kebudayaan. “Saya percaya, kalau kita memupuk kebudayaan, terus menguatkan kecintaan para penenun kepada budaya, maka mereka akan punya peluang untuk survive di era 2021,” ungkapnya.

Dalam pengembangan kain tenun, Kirana juga fokus melestarikan bio diversity. Yakni memperkuat kebudayaan dengan memanfaatkan tanaman alam yang penuh makna.

Lihat juga...