Kebersihan Kandang dan Pakan, Kunci Keberhasilan Budi Daya Tikus Putih
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Sebagian besar masyarakat menganggap tikus sebagai hewan menjijikan dan kotor, serta menjadi sumber penyakit. Namun bagi Alan Saputra, warga Kampung Rambutan, Jakarta Timur, tikus bisa disulap menjadi ladang usaha yang menguntungkan. Yang terpenting dalam budi daya hewan ini yakni kebersihan kandang dan pakan diperhatikan.
“Banyak orang menganggap tikus ini hewan hama sumber penyakit. Tapi tikus yang saya budi dayakan ini tikus putih yang tak lazim ditemui, tidak kotor atau menjijikan,” ujar Alan, kepada Cendana News ditemui di lokasi budi daya tikus putih miliknya di Jalan Pengantin Ali, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (13/9/2021).
Alan mengaku, budi daya ini berawal ketika ia kesulitan mencari pakan untuk ular Albino peliharaannya. Ia kemudian mencoba memelihara tikus putih untuk makanan reptilnya. Dari sekedar memenuhi kebutuhan makanan ular Albino, miliknya. Alan kemudian mulai mengembangbiakkan menjadi kegiatan usaha yang mendatangkan keuntungan.
Menurutnya, pembudidayaan tikus putih yang bernama latin Rattus Norvergicus ini tidak terlalu sulit. Karena tidak membutuhkan lahan luas dan biaya besar. Dengan kandang berbahan kaca ukuran 2 x 4 meter, budi daya tikus putih bisa dilakukan.
“Budidaya tikus putih ini mudah, dan tidak memerlukan modal besar. Cukup dengan memperhatikan kebersihan kandang dan pola makan. Untuk pakannya kasih pur dan nasi diaduk rata, berikan pagi dan sore,” ujar pria kelahiran Jakarta 32 tahun ini.
Agar sehat dan memiliki ukuran tubuh yang ideal, menurutnya, tikus putih mungil ini juga diberi vitamin setiap harinya.
Kini budi daya hewan ini terus berkembang dan banyak pelanggan yang membeli utamanya komunitas pecinta hewan reptil. “Alhamdulillah setiap hari ada yang beli tikus putih ke sini, harga Rp 10.000 per ekornya,” ujar Alan.