Kesurupan Ketiga
CERPEN PANGERANG P. MUDA
Setelah itu ia mengulang gerakan-gerakan itu, ditambah gerakan yang terlihat seperti menyusui, kemudian kembali mengayun.
Ia mengulang-ulang urutan gerakan itu tanpa terlihat lelah. Rona wajahnya malah nampak amat senang, dengan ulas senyum yang tak pupus-pupus dari sudut bibirnya.
Suami Bondati merasa sangat terharu melihat kelakuan istrinya. Berbeda dengan kesurupan sebelumnya, pada kesurupan ketiga ini Bondati terlihat sangat menikmati apa yang ia lakukan.
Tahu butuh penjelasan, orang pintar berkata masygul, “Orang itu ternyata belum menyerah. Kali ini menggunakan medium roh bayi tak berdosa, dan kembali bisa memasuki raga istrimu. Dan sepertinya,” orang pintar itu lebih seksama mengamati tingkah Bondati, “Roh bayi itu kembar.”
Lalu mengulang tawaran seperti tempo hari, “Bagaimana, kita kirim balik saja teluhnya?” Walaupun hanya dalam keadaan kesurupan, tingkah Bondati mengemong bayi itu membuat suaminya terharu.
Melihat betapa senang rona wajah istrinya saat melakukan gerakan-gerakan itu, seketika melenyapkan kertap geraham amarah yang tadi ditahan.
Dalam bingung, suami Bondati menggeleng-geleng ke arah si orang pintar, menampik tawaran mengirim balik teluh itu. ***
Pangerang P. Muda, guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berdomisili di Parepare, Sulawesi Selatan. Menulis cerpen di beberapa media cetak dan daring. Kumpulan cerpennya yang telah terbit: Tanah Orang-orang Hilang (Basabasi, 2019), Perkara Pisau Lipat dan Laba-laba Emas (Sampan Institute, 2021).
Redaksi menerima cerpen. Tema bebas tidak SARA. Cerpen yang dikirim orisinal, hanya dikirim ke Cendana News, belum pernah tayang di media lain baik cetak, online atau buku. Kirim karya ke editorcendana@gmail.com. Karya yang akan ditayangkan dikonfirmasi terlebih dahulu. Jika lebih dari sebulan sejak pengiriman tak ada kabar, dipersilakan dikirim ke media lain. Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.