Kubis, Komoditas Alternatif Tanaman Palawija di Musim Kemarau
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA — Sejumlah petani di Kabupaten Kulonprogo memilih kubis sebagai salah satu komoditas alternatif tanaman palawija. Selain memiliki nilai jual cukup tinggi, jenis sayur-sayuran ini juga memiliki masa panen cukup singkat. Sangat cocok ditanam saat musim kemarau atau musim tanam ketiga.
Salah seorang petani kubis, Jamal asal dusun Sangrahan Kidul, Bendungan, Wates, Kulonprogo, mengaku menanam kubis sebagai komoditas sampingan tanaman cabai miliknya. Kubis dipilih karena memiliki masa panen singkat yakni sekitar 2 bulan sejak awal tanam. Selain itu perawatannya juga tergolong mudah sehingga tidak membutuhkan banyak biaya.
“Saya punya lahan 1.000 meter. Untuk lahan utama saya tanami cabai. Sementara lahan sampingan, saya tanami kubis. Hasil panen diharapkan bisa menjadi tambahan pemasukan, jika harga cabai anjlok,” ungkapnya Senin (13/09/2021).
Jamal menyebut, penanaman kubis cukup mudah karena bisa ditanam di sela-sela bedengan dengan jarak 40-50 cm antar benih. Pemupukan juga hanya dilakukan sekali saat awal masa tanam, dengan memanfaatkan pupuk kandang ataupun kompos. Jika ingin tanaman cepat tumbuh subut, bisa ditambahkan pupuk cair saat tanaman memasuki usia 1 bulan.
“Penyemprotan pestisida juga hanya dilakukan saat tanaman terlihat terkena hama. Jika tidak ada hama menyerang, tidak perlu disemprot,” katanya.
Sementara untuk perawatan rutin, kubis membutuhkan perlakuan tak jauh berbeda dengan tanaman sayur lainnya. Yang paling utama harus dilakukan adalah melakukan penyiangan saat awal masa tanam untuk menghilangkan tanaman gulma yang dapat menghambat pertumbuhan benih.