Luhut: ‘Positivity Rate’ Indonesia Kini di Bawah 2 Persen

JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan positivity rate Indonesia yang kini berada di bawah 2 persen mengindikasikan penanganan pandemi COVID-19 berjalan dengan baik.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat angka positivity rate orang pada Senin (20/9) ini sebesar 1,28 persen.

“Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan WHO,” katanya.

Ia menuturkan, dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan sehingga positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar 5 persen.

Selain itu, jumlah yang dilacak (tracing) dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini proporsi kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total.

“Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus COVID-19 dan juga penggunaan PeduliLindungi yang makin baik. makin dilengkapi, makin disempurnakan,” katanya.

Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) meyakini Indonesia akan bisa mengendalikan pandemi dengan target tersebut. Kuncinya, menurut dia yakni 3T, 3M, penggunaan PeduliLindungi serta vaksinasi yang masif.

Sementara itu, terkait vaksinasi, menurut dia, berkaca dari pengalaman negara lainnya, vaksinasi menjadi syarat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Pencapaian target cakupan vaksinasi juga sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi dari sakit parah yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau kematian terutama untuk para lansia.

Lihat juga...