Menjaga Tradisi Pernikahan ala Warga Lamsel Asal Yogyakarta
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Pernikahan menjadi momen sakral dan suci sehingga diperlukan beragam persiapan. Menggelar pernikahan dilakukan dengan sejumlah persiapan sebelum hingga usai pelaksanaan.
Aloysius Rukun Haryoto, tokoh masyarakat di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebutkan, pernikahan dilakukan sesuai agama, adat dan sah secara negara.
Sesuai tradisi penyelenggara pernikahan, rangkaian kegiatan dilakukan dengan tetap menjaga tradisi. Tuan rumah penyelenggara pernikahan sang anak, Fransiska berasal dari Yogyakarta .
Sebelum resepsi pernikahan, berbagai persiapan dilakukan dengan menjawab pada tetangga, kerabat. Kegiatan menjawab merupakan undangan personal untuk membantu atau rewangan.
Setelah rangkaian rewangan, Rukun Haryoto sapaan akrabnya, jelang hari pelaksanaan pernikahan dilakukan punjungan, merupakan tradisi mengirim nasi dan lauk pauk kepada kerabat, kenalan, handai taulan.
Usai punjungan, agar prosesi pernikahan berjalan normal dilakukan kenduri. Menyesuaikan agama yang dianut penyelenggara pernikahan, kenduri dilakukan memohon keselamatan, ungkapan syukur.
“Usai kenduri dengan mengundang minimal satu dusun sebagai wujud dari pengumuman, menyaksikan adanya rencana pernikahan dilanjutkan dengan malam tirakatan atau midodareni dengan tujuan memohon keselamatan pada Tuhan untuk terlaksananya acara pernikahan hingga usai,” terang Aloysius Rukun Haryoto saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (26/9/2021).
Rangkaian acara midodareni sebut Rukun Haryoto dilaksanakan dengan adat Jawa. Meski dilakukan dengan cara sederhana, prosesi tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan calon mempelai.