Panen Penyelang Sejumlah Komoditas Pertanian Untungkan Petani Pesawaran
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Budi daya komoditas pertanian jadi sumber penghasilan sebagian warga di Kabupaten Pesawaran.
Basiyam, salah satu warga di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, menyebut melakukan panen sejumlah komoditas pertanian. Panen penyelang sebutnya dilakukan pada komoditas kakao, kopi, lada, jeruk, salak.
Panen penyelang sebut Basiyam menjadi istilah untuk panen skala kecil. Berbeda dengan panen raya saat hasil produksi komoditas pertanian melimpah, panen penyelang hasil terbatas.
Meski terbatas panen penyelang kopi robusta, lada dan komoditas lain sebutnya masih menguntungkan. Komoditas kopi saat panen raya bisa menghasilkan hingga satu ton. Kala panen penyelang ia hanya mendapat lima kuintal.
Hasil panen penyelang sebut Basiyam kerap digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Sebanyak lima kuintal kopi robusta yang dijemur sebagian disimpan.
Ia menggunakan biji kopi untuk dibuat bubuk bisa dijual dalam bentuk kemasan. Sebagian digunakan untuk kebutuhan sendiri. Harga kopi sebutnya mencapai Rp15.000 dari sebelumnya mencapai Rp25.000 per kilogram.
“Hasil panen penyelang bisa dimanfaatkan untuk stok kebutuhan harian dengan proses pengolahan tradisional, digunakan untuk acara keluarga atau dijual dalam bentuk kemasan sembari menunggu panen raya berikutnya saat produksi meningkat,” terang Basiyam saat ditemui Cendana News, Senin (6/9/2021).
Basiyam menyebut selain kopi robusta, ia melakukan panen penyelang lada rambat. Budidaya lada sebutnya umum dilakukan petani Sungai Langka karena bisa dilakukan pada lahan pekarangan.
Sifat tanaman lada yang berbuah sepanjang waktu membuat ia bisa mendapat hasil rata-rata dua kilogram. Meski saat panen raya ia mendapat belasan kilogram, panen penyelang tetap menghasilkan.