Panji Tunggul Wulung

CERPEN MARA MAWAR

Bahkan karena kecintaannya pada pekerjaannya ia memutuskan untuk melupakan kebutuhan biologis sebagai seorang lelaki.

Ia merasa trance ketika sedang melaksanakan tugas-tugas nguri-uri kabudayan yang dibebankan ke pundaknya.

Memimpin acara-acara tradisional yang sudah banyak dilupakan protokolnya. Apalagi upacara-upacara tradisi bisa lebih dijadikan sebagai sajian budaya untuk turis daripada sebagai ritual tulus untuk memaknai keselarasan hubungan manusia, Tuhan, dan alam.

Menaruh napas kemurnian di tiap ritual tersebut. Dengan sungguh-sungguh dan penuh makna, dia menjaga tradisi. Dialah orang yang sangat disegani. Begitu bisik-bisik tetangga.

***

SEJAK masih muda dia telah tenar di kampungnya. Itu sebabnya banyak gadis yang tertarik kepadanya. Dia, Timur Mas Muhammad pun tertambat hatinya pada bunga desa di kampungnya. Dewi Padmi namanya.

Kecantikan Dewi Padmi bagai bunga mawar yang tengah mekar dan menebarkan aroma wangi alami yang membuat orang akan berhenti bernapas sejenak untuk menghela keharuman yang mewah.

Sepasang kekasih yang sedang mabuk kepayang ini telah saling menyerahkan jiwa dan raga untuk mengikat kebersamaan yang diharapkan abadi hingga mereka renta dan hanya bisa saling menggenggam lemah tangan keduanya.

Terlalu banyak tempat buat mereka bercumbu dan saling membelai juga berbagi isi hati atas ketidakramahan kehidupan.

Sudut-sudut sepi Benteng Vredeberg, kursi-kursi taman Malioboro pukul 00:00, Taman Sari dan berbagai sudut-sudut tersembunyi di Yogyakarta merekam momen kemesraan mereka yang tak mudah dilupakan.

Tentu sajaTimur Mas Muhammad tak sendirian dalam mengagumi dan ingin memiliki Dewi Padmi. Ada puluhan pemuda yang juga bersaing untuk mendapatkan sang mawar.

Lihat juga...