Penguasa Baru Afghanistan, Taliban Berjuang Atasi Ekonomi yang Hancur

KABUL — Penguasa baru Afghanistan, Taliban, berjuang menjaga negara itu berfungsi setelah penarikan terakhir pasukan dan warga negara asing dari negara itu.

Dua minggu sejak mengambil alih ibu kota Kabul, kelompok militan itu belum menunjuk pemerintah baru atau mengungkap bagaimana mereka akan memerintah Afghanistan.

Dalam kekosongan administrasi, harga-harga melonjak dan banyak orang berkumpul di bank untuk menarik uang tunai.

Pejuang bersenjata berat menguasai Kabul, namun Taliban berjuang menjaga rumah sakit dan layanan pemerintah agar tetap berjalan.

Kepala bank sentral baru yang ditunjuk Taliban telah berusaha meyakinkan bank-bank.

Taliban menginginkan sistem keuangan berfungsi penuh, namun sejauh ini mereka baru memberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana akan memasok dana, kata seorang bankir yang memahami masalah itu.

Televisi Al Jazeera Qatar melaporkan bahwa pakar teknis Qatar telah tiba atas permintaan Taliban untuk membahas kelanjutan operasi bandara Kabul, yang saat ini tidak dapat difungsikan.

Menteri luar negeri Pakistan, yang memiliki hubungan dekat dengan Taliban, mengatakan dia berharap Afghanistan memiliki “pemerintah konsensus” dalam beberapa hari.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan pemerintahnya sedang mencari semua opsi dan rute yang memungkinkan untuk terus membantu warga Amerika dan warga setempat yang membantu AS untuk meninggalkan Afghanistan.

Washington akan terus melakukan percakapan dengan Taliban yang melayani kepentingan AS, katanya.

Dia menambahkan AS akan melihat bagaimana hal itu dapat membantu Afghanistan tanpa menguntungkan pemerintah mana pun yang dibentuknya.

Lihat juga...