Penguasa Baru Afghanistan, Taliban Berjuang Atasi Ekonomi yang Hancur
Orang-orang yang takut diperintah oleh Taliban telah bergegas ke perbatasan.
Di provinsi Panjshir, anggota milisi lokal dan sisa-sisa unit militer sebelumnya masih bertahan di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud.
Pemimpin senior Taliban Amir Khan Motaqi meminta mereka untuk meletakkan senjata dan bernegosiasi.
“Emirat Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan,” katanya dalam sebuah pidato.
Taliban telah mengumumkan amnesti bagi semua warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan asing selama sejak 2001.
Taliban juga telah meminta warga Afghanistan untuk kembali ke rumah mereka dan membantu membangun kembali negara itu.
Mereka berjanji untuk melindungi hak asasi manusia dalam upaya menampilkan wajah yang lebih moderat.
Taliban sebelum 2001 memerintah dengan hukum syariat yang tegas, termasuk melarang perempuan menempuh pendidikan dan menjalani pekerjaan.
Perhatian Taliban yang lebih mendesak saat ini adalah mencegah keruntuhan ekonomi.
Afghanistan sangat membutuhkan uang, dan Taliban tidak mungkin mendapatkan akses cepat ke aset senilai 10 miliar dolar AS (Rp142 triliun) yang sebagian besar disimpan di luar negeri oleh bank sentral Afghanistan.
Taliban telah memerintahkan bank untuk beroperasi kembali, namun memberlakukan batas penarikan uang mingguan yang ketat.
Pelaksana tugas gubernur bank sentral, Haji Mohammad Idris, bertemu dengan anggota Asosiasi Bank Afghanistan dan pemodal lainnya minggu ini, kata dua bankir yang menghadiri pertemuan tersebut.
Kelompok militan itu tengah bekerja mencari solusi untuk mengatasi masalah likuiditas dan inflasi yang tinggi, kata Idris. [Ant]