Perajin Kulit Kerang di Situbondo Masih Kesulitan

Editor: Koko Triarko

SITUBONDO – Paparan kasus positif Covid-19 di Situbondo makin menurun, sehingga status PPKM di Situbondo masuk dalam kategori level 2. Namun, penurunan status PPKM Level 2 masih belum memberikan dampak positif bagi pelaku usaha.

Asbullah, pengelola usaha kerajinan tangan di Desa Selomukti Pesisir, Kecamatan Melandingan, Situbondo, mengaku geliat usaha kerajinan tangan masih belum muncul. Sebab, dampak Covid-19 menyebabkan pendistribusian usaha kerajinan menurun.

“Permintaan pedagang sampai saat masih terus menurun, sedangkan konsumen tetap turut berkurang,” ujar Asbullah, di Desa Selomukti, Selasa(14/9/2021).

Asbullan mengatakan, usaha yang dikelolanya merupakan usaha turunan dari adanya sektor pariwisata. Pasar yang dituju merupakan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Asbullah, perajin kulit kerang di Desa Selomukti Pesisir, Kecamatan Melandingan, Situbondo, Selasa (14/9/2021). –Foto: Iwan Feriyanto

“Normalnya kami distribusi hasil kerajinan ini ke Bali. Sebelum adanya Covid-19, pengiriman barang kerajinan biasa dilakukan 5 sampai 6 kali dalam satu bulan. Sehingga bisa menghasilkan omzet Rp20.000.000 setiap bulan,” jelasnya.

Menurutnya, sebagian usaha kerajinan tangan dari kulit kerang yang berada di desanya terpaksa gulung tikar karena permintaan yang terjadi terus menurun.

“Saat ini kami hanya memanfaatkan sebagian kecil pedagang yang masih langganan kepada kita, walaupun sudah sangat kecil,” ucapnya.

Asbullah menambahkan, omzet yang ia dapatkan sampai saat ini sebesar Rp3.000.000 dalam satu bulan, dengan sasaran pedagang lokal, serta beberapa pedagang yang masih menerima hasil kerajinan di Bali.

Lihat juga...