Petambak Udang Vaname di Muaragembong Ajak Warga Berinvestasi

Editor: Koko Triarko

Jika terjadi kegagalan panen karena berbagai hal, seperti terkena virus, jamur, banjir atau perihal forcemajor lainnya, maka kerugian akan ditanggung oleh kedua belah pihak.

“Porsi kerugian yang ditanggung investor 65 persen, dan pengelola 35 persen sesuai sharing keuntungan, sehingga keadilan dapat tercapai,” tukasnya.

Namun demikian, Ali meyakinkan bagi para investor tidak perlu terlalu khawatir. Pengelola sudah memitigasi risiko kegagalan panen dengan menyiapkan infrastruktur yang baik, dengan penggunaan plastik untuk kolam full HDPE 50 mikron, tenaga kerja dan teknisi yang ahli.

“Pemilihan SOP yang unggul, benur yang tersertifikasi, dan pengamanan biosecurity tambak yang andal. Kami sudah perhitungkan bila terjadi kegagalan panen, risiko terbesar adalah jika terjadi di bulan ke-1, karena ukuran udang terlalu kecil dan tidak bisa dijual,” tukasnya.

Sedangkan jika terjadi pada bulan ke-2, sudah mencapai BEP atau tidak mengalami kerugian. Dan, bila terjadi kegagalan pada bulan ke-1, berdasarkan simulasi potensi nominal yang mungkin terjadi adalah berkisar Rp27,5 juta, dengan asumsi Rp17,85 juta ditanggung investor dan Rp19,6 juta ditanggung pengelola.

“Jadi untuk satu paket Rp25 juta, menanggung sekitar Rp1,4 jutaan atau 6 persen dari modal,” simpulnya.

Dia menambahkan, bahwa bisnis tambak udang Vaname memiliki potensi keuntungan yang menarik dan menjanjikan. Potensi keuntungan yang didapat para investor 20 persen dari modal  yang ditanamkan selama satu siklus produksi.

“Keuntungan dan kerugian akan di-sharing dengan porsi 65 persen investor dan 35 persen pengelola. Potensi keuntungan dari 1 paket  Rp25 juta adalah Rp5 juta, dengan risiko kerugian Rp1,4 juta,” paparnya.

Lihat juga...