Petani di Kota Batu Kembangkan Hidroponik Organik

Editor: Makmun Hidayat

BATU — Sebagai salah satu metode dalam budidaya pertanian, hidroponik kerap menjadi pilihan masyarakat untuk bercocok tanam, khususnya mereka yang berada di daerah perkotaan. Sayangnya, selama ini para pelaku pertanian hidroponik lebih banyak menggunakan bahan-bahan kimia A-B mix guna memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. 

Hal ini yang kemudian mendasari Ahmad Marzuki dalam membuat larutan nutrisi hidroponik organik. Berbekal ilmu yang diperoleh semasa kuliah, alumni jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berhasil meramu larutan nutrisi hidroponik dari bahan-bahan alami.

“Kami gunakan bahan-bahan urin kelinci, molase atau tetes tebu, bonggol pisang, air kelapa dan air leri,” sebutnya, saat ditemui Cendana News di Desa Bumiaji, Kota Batu.

Menurutnya, bahan-bahan tersebut dipilih karena memiliki kandungan Nitrogen, Phosphat, dan Kalium (NPK) yang tinggi. Urin kelinci misalnya, mengandung tinggi Nitrogen.

“Sementara air kelapa  memiliki kandungan phosphat dan kalium yang berfungsi agar batang dan daun tanaman tidak lembek,” sebutnya.

Tampilan nutrisi organik untuk pertanian hidroponik buatan Ahmad Marzuki, di Desa Bumiaji, Kota Batu, Minggu (19/9/2021). -Foto: Agus Nurchaliq

Lebih lanjut, dijelaskan Ahmad, untuk membuat larutan nutrisi organik dibutuhkan perbandingan urin kelinci yang cukup banyak. Terlebih jika digunakan untuk nutrisi jenis tanam sayur.

“Misal kita bikin 10 liter larutan, 5 liter larutan berupa urin kelinci, baru kemudian sisanya berupa campuran molase, bonggol pisang, air kelapa dan air leri. Setelah itu semua bahan di fermentasi selama satu minggu, baru kemudian bisa dipakai,” urainya.

Lihat juga...