Petani di Kota Batu Kembangkan Hidroponik Organik

Editor: Makmun Hidayat

Menurutnya, larutan nutrisi buatannya tersebut sudah ia coba aplikasikan pada beberapa janis tanaman sayur hidroponik dan strawberi. Hasilnya, tidak jauh berbeda dengan hidroponik yang menggunakan nutrisi A-B mix, bahkan rasa sayurannya cenderung lebih enak dan tidak pahit.

“Pertumbuhan tanaman sama bagusnya dengan yang menggunakan A-B mix. Bahkan jika aplikasikan pada tanaman strawberi, rasa buahnya bisa lebih manis dan lebih awet,” ungkapnya.

Kemudian, pada sistem hidroponik yang menggunakan nutrisi A-B mix, ketika dicabut atau dipanen akan cepat layu. Sedangkan jika memakai nutrisi organik, kondisi sayur akan lebih awet.

“Normalnya kalau pakai A-B Mix, paling lama bertahan cuma 3 jam. Tapi dengan nutrisi organik ini, kesegaran sayurannya bisa bertahan sampai 5 jam,” ungkapnya.

Namun demikian, Ahmad mengaku belum berniat untuk memperjualbelikan nutrisi organik buatannya tersebut. Tapi jika ada yang mau belajar untuk membuatnya ia bersedia untuk mengajarkannya.

“Untuk sementara ini belum diperjualbelikan, masih dipakai sendiri. Tapi kalau ada yang mau belajar, saya ajari,” tandasnya.

Sementara itu salah satu pemilik kebun jambu kristal organik, Hardi, mengaku bahwa saat ini pemerintah kota Batu tengah gencar-gencarnya menggalakkan pertanian organik.

“Meskipun belum semua petani di kota Batu menerapkan pertanian organik, namun sudah ada beberapa petani yang mulai mengarahkan budidaya tanamannya ke pertanian organik,” ungkpanya.

Ia menambahkan, di kebun jambu kristal miliknya sudah menerapkan pertanian organik, sedangkan untuk petani mitra masih menuju ke organik.

Lihat juga...