Petani di Sikka Manfaatkan Tanah Miring dan Berkerikil untuk Budidaya Lombok
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Lahan pertanian di Kecamatan Nita, Koting dan beberapa Kecamatan lainnya di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kontur tanah miring dan berbatu kerikil cocok untuk budidaya tanaman tomat.

“Lahan miring dan berbatu kerikil serta berpasir cocok untuk budidaya tanaman lombok,” sebut Erik Paji, petani hortikultura di Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di kebunnya, Senin (13/9/2021).
Erik menyebutkan, pertama-tama dirinya membuat terasering dengan sepanjang lahan yang miring tersebut dengan menanamkan kayu dan ranting pohon yang ditebang.
Ia mengakui, lahan yang dipergunakan untuk menanam tanaman lombok sebelumnya merupakan lahan kakao, kopi dan kelapa namun dibiarkan tidak terawat.
“Saya menebang pepohonan yang sudah tidak produktif dan mempergunakannya untuk penahan terasering. Tanah digaruk hingga rata agar bisa membuat bedeng,” ungkapnya.
Erik sebutkan, bebatuan kerikil berukuran besar dibuang sementara yang berukuran kecil dibiarkan saja bercampur dengan tanah dan pasir, lalu diratakan.
Bedeng-bedeng dibuat selebar 2 meter hingga 2,5 meter sepanjang sekitar 30 meter hingga sampai ke areal tanah yang rata di bagian bawah tebing.
“Semuanya saya tanam lombok dengan populasi ribuan pohon di atas bedeng yang telah ditutupi dengan plastik mulsa. Hasil panen lomboknya lebih banyak tapi hanya digarap saat musim kemarau saja,” ungkapnya.