Film ‘Samudra Loka’ Tinggalkan Kesan Mendalam bagi Pecinta Laut
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Proses reading script, lanjutnya, hanya memakan waktu seminggu. Waktu lebih banyak terambil untuk persiapan setting scene.
“Harapan saya, dengan karya ini bisa memberikan awareness pada generasi muda dan masyarakat Indonesia tentang maritim Indonesia yang sangat luas dan menjanjikan ragam potensi,” kata sutradara muda yang juga menunjukkan kepiawaiannya dalam film Mangi-mangi yang juga berkolaborasi dengan Kemenko Maritim dan Investasi.
Ia menyebutkan bahwa materi yang ingin disampaikan melalui film Samudra Loka ini adalah bagaimana kondisi maritim Indonesia dan ragam sumber dayanya. Bagaimana maritim bisa menjadi titik balik kehidupan masyarakat yang menurun akibat paparan pandemi.
“Samudra Loka ini ada 9 episode dan bisa disaksikan di Maxstream, Neptune TV dan You Tube Kementerian Kelautan dan Perikanan,” tandasnya.
Seorang disabilitas netra dari LIRA Disability Care, Abdul Majid, menyatakan sangat mengapresiasi upaya KKP dalam menyajikan laut dalam bentuk dokumentasi audio.
“Sejak dua tahun lalu, saya yang dulu terbiasa menikmati laut secara langsung, hanya bisa menikmati secara deskripsi audio karena kondisi netra saya. Sehingga saya sangat mendukung kegiatan yang mengangkat lautan Indonesia dengan sistem audio,” kata Majid dalam kesempatan yang sama.
Ia menyatakan dengan adanya audio tentang laut akan bisa memberikan informasi tentang laut pada penyandang disabilitas.
“Saya mengimbau agar ada fasilitas khusus yang dapat membantu para penyandang disabilitas seperti saya. Agar kami kaum penyandang disabilitas juga menginginkan hal yang sama. Baik dari sudut edukasi maupun mengobati kerinduan kami pada laut itu,” ungkapnya.