‘Urban Farming’ Terintegrasi, Cara Efektif Budidaya di Perkotaan
Editor: Makmun Hidayat
Hamim dan tim mengembangkan urban farming di Jatisari di tengah permukiman penduduk dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah melalui sewa. Rencananya akan dilakukan pengembangan ke beberapa titik seperti di Telukbuyung, Bekasi Utara dan wilayah lainnya di Bekasi.
“Ini adalah cara untuk menggiatkan urban farming di Kota Bekasi. Karena saat ini mulai menurun setelah perlombaan ditiadakan, seperti program tahun lalu,” ujarnya.
Solihin UPTD Pertanian Jatiasih, Pondok Melati, mengakui pembinaan terus diberikan kepada warga yang bercocok tanam memanfaatkan pekarangan rumah. Namun diakuinya lahan pertanian khusus jadi prioritas dalam pembinaan seperti di Pondok Melati masih ada areal persawahan yang dikelola warga.
Untuk wilayah Jatimekar, selama ini memang menjadi pusat budidaya aneka jenis sayuran dengan memanfaatkan lahan garapan milik pengembang melalui sistem pakai. Untuk wilayah Jatisari sendiri pengembangan pekarangan atau urban farming memang mendominasi.
“Seperti yang dikembangkan Pak Hamim, diberi nama metode terintegrasi sebenarnya bukan hal baru. Tapi biasanya dipakai untuk teknik budidaya dengan sistem hidroponik, contohnya memanfaatkan kolam lele sebagai saluran air sehingga bisa mengurangi nutrisi air, dan sari tumbuhan juga bermanfaat bagi perkembangan lele,” ujar Solihin mengapreasiasi teknik itu.