Warga Sikka Persoalkan Rekam Medis Pasien tak Boleh Diketahui
Editor: Koko Triarko
Ia menelaskan, bisa jadi ada pasien yang lolos saat pemeriksaan awal penanganan di rumah sakit TC Hillers Maumere. Saat masuk awal di rumah sakit, semua pasien dilakukan skrining untuk mengetahui apakah pasien memiliki keluhan terkait Covid-19.
“Pasien juga harus jujur mengenai gejala yang dideritanya. Ada juga pasien yang menyembunyikannya, karena takut dikatakan terserang Covid-19,” ucapnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka ini menyebutkan, pemeriksaan awal hasilnya negatif Covid-19 tidak menjamin apakah dalam perjalanan pasien tidak berstatus positif Covid-19.
Clara mengatakan, ketika pasien saat dirawat dan dilihat ada gejala klinis mengarah ke Covid-19, maka dilakukan pemeriksaan menggunakan TCM atau PCR untuk memastikan kondisi pasien.
“Bila hasil pemeriksaan menggunakan TCM atau PCR positif Covid-19, maka pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan khusus pasien Covid-19 atau ruang isolasi,” ucapnya.
Clara menegaskan, penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan pasti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tetapi ada level-level penanganan pasien, termasuk penggunaan APD nya.
Ketua GMNI Cabang Sikka, Alvianus Lalong Ganggur, menyebutkan, pihaknya meminta DPRD Sikka agar mendesak Satgas Covid-19 Sikka bertanggung jawab dan mengevaluasi secara menyeluruh mekanisme pelayanan dan penanganan pasien Covid-19.
“Apa yang dilakukan Satgas Covid-19 Sikka telah mengalami krisis kepercayaan, sehingga merugikan masyarakat secara psikologis, ekonomi dan aspek pendidikan,” ungkapnya.
Alvin menambahkan, GMNI meminta DPRD Sikka untuk mendesak Bupati Sikka, agar mencopot direktur RSUD TC Hillers Maumere dan dokter utama penanganan pasien Covid-19 di Sikka dari jabatannya.