‘Aer Manis’ Minuman Langka Betawi, Dasar Perilaku Masyarakat
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Salah satu budaya kuliner Jakarta yang sudah hampir punah adalah Aer Manis. Yaitu jenis minuman manis terbuat dari rempah dan biasanya disajikan setelah makan bersama keluarga besar atau saat kedatangan tamu.
Tak hanya sekadar minuman, Aer Manis ini dalam lingkup budaya Betawi merupakan lambang suka cita maupun penghormatan istimewa.
Tokoh kuliner Betawi, Hj. Annissa Dyah Setiyawati menjelaskan Aer Manis biasa dihidangkan setelah makanan berat untuk menghilangkan rasa kenyang.
“Isi air manis ini adalah rebusan daun jeruk, serai, gula batu dan sedikit garam. Dan saat penyajiannya ditambahkan dengan sukade, pacar cina dan tang kwe,” kata Mpo Nissa, demikian tokoh Betawi ini biasa dipanggil, dalam Workshop Online Bumi Rempah Kuliner seri DKI Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
Lebih lanjut, ia menjelaskan yang dimaksud dengan tang kwe adalah labu atau pepaya yang direbus dengan air gula lalu dikeringkan.
“Sukade, pacar cina dan tang kwe-nya disusun di cangkir atau di gelas. Baru dituangkan air rebusannya. Minuman ini akan menghilangkan rasa enek setelah kenyang makan dan bisa memberikan kesegaran,” ujarnya.
Ia menyebutkan isian Aer Manis, biasanya tidak secara lengkap dimasukkan semuanya. Walaupun memasukkan ketiga isian tersebut juga tidak dilarang.
“Biasanya hanya dua saja. Apakah sukade dengan tang kwe atau sukade dengan pacar cina. Atau pacar cina dengan tang kwe. Supaya cangkirnya tidak terlalu penuh. Kalau sekarang, karena dikembangkan dan disajikan dalam gelas saji, bisa saja dimasukkan ketiganya,” ujarnya lagi.