Aksi Ambil Untung dari Reli Berkelanjutan Sebabkan Minyak Melemah di Asia

TOKYO — Harga minyak melemah di sesi perdagangan Asia pada Selasa, menyusul aksi ambil untung dari reli berkelanjutan yang didorong oleh permintaan kuat di Amerika Serikat, konsumen minyak dan produk-produknya terbesar dunia.

Harga minyak mentah Brent turun 20 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 85,79 dolar AS per barel pada pukul 01.43 GMT, setelah naik 0,5 persen pada Senin (25/10/2021).

Harfa minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergerus 21 sen atau 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 83,55 dolar AS per barel, setelah berakhir tidak berubah pada sesi sebelumnya setelah menguji level tertinggi baru.

Sementara pasar tenaga listrik dan batu bara China agak mendingin setelah intervensi pemerintah, harga energi tetap tinggi di seluruh dunia saat suhu turun dengan awal musim dingin di utara.

“Prakiraan untuk November yang lebih dingin membuat para pedagang energi bersiap untuk pasar yang sangat ketat yang akan dipenuhi (dengan) permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim dingin ini,” kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.

“Pasar minyak ini akan tetap ketat dan itu berarti satu atau dua berita utama menjauh dari minyak 90 dolar AS,” tambahnya.

Goldman Sachs mengatakan Brent kemungkinan akan didorong di atas perkiraan akhir tahun 90 dolar AS per barel. Bank memperkirakan beralih ke minyak dari gas dapat menambah 1 juta barel per hari (bph) untuk permintaan minyak.

Konsumsi bensin dan sulingan kembali sejalan dengan rata-rata lima tahun di Amerika Serikat setelah lebih dari satu tahun permintaan tertekan.

Pasar akan mengamati dengan cermat tingkat persediaan AS minggu ini. Stok minyak mentah diperkirakan meningkat 1,7 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat analis Reuters. Namun, persediaan bensin dan sulingan diperkirakan akan turun. [Ant]

Lihat juga...