Cegah Rabies, Cuci Luka dan Berikan VAR Setelah Digigit Anjing

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kalau korban tidak pernah diberikan vaksin antirabies sebelumnya atau luka gigitannya risiko tinggi maka diberikan suntikan serum antirabies,” tuturnya.

Asep menjelaskan, kalau anjing bukan rabies maka setelah menggigit tidak lari ke mana-mana namun  korban gigitan pun tetap diberikan vaksin antirabies.

Dirinya menerangkan, mengenai luka risiko rendah dalam kasus gigitan HPR berupa cakaran atau gigitan yang menimbulkan luka lecet pada area badan, tangan dan kaki.

“Luka risiko tinggi meliputi luka pada mukosa, luka pada daerah di atas bahu yakni pada leher, muka dan kepala. Juga luka pada jari tangan dan jari kaki, luka di area genitalia, serta luka yang lebar atau dalam,” terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Mauritz da Cunha mengatakan, jumlah vaksin rabies yang dialokasikan untuk Kabupaten Sikka pada tahun 2021 memang sangat terbatas.

Maurits paparkan, pihaknya hanya mendapatkan bantuan 3.500 dosis vaksin antirabies untuk HPR dengan rincian 2 ribu dosis berasal dari dana APBN dan 1.500 dosis dari dana APBD Provinsi NTT.

“Dana dari kabupaten tidak ada karena semua anggaran untuk pembelian vaksin terkena pemotongan anggaran akibat dampak pandemi Covid-19. Selama 2 tahun dianggarkan namun dipangkas,” ucapnya.

Muritz menambahkan, selama proses vaksinasi dari bulan Juli hingga Agustus 2021 sudah dilakukan vaksinasi untuk 2.551 ekor anjing pada daerah-daerah di wilayah perbatasan kabupaten yang menjadi prioritas.

Lihat juga...