Embung Solusi Sumber Pengairan Kala Kemarau di Lampung

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Memasuki musim kemarau sejumlah lahan pertanian sementara diistirahatkan imbas pasokan air terbatas. Sejumlah lahan digunakan sebagai lahan budidaya palawija dengan pasokan air lebih sedikit dibandingkan padi.

Kebutuhan akan air untuk lahan pertanian menjadikan embung, belik, sumur gali dan sumur bor jadi solusi. Safrudin, Kepala Dusun Kramat Baru, Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan menyebut embung sangat vital.

Saat kemarau ia menyebut sebagian lahan pertanian warga ditelantarkan. Bagi pemilik sumur bor, belik dan sumur gali menanam sayuran, jagung jadi alternatif selain padi. Ia menyebut usulan pembuatan embung telah dilakukan sejak belasan tanun silam.

Realisasi pembangunan embung pada lahan tanah hibah milik petani sebutnya dilakukan sejak awal Oktober. Safrudin bilang embung berasal dari bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Peternakan Lamsel. Meski embung dipergunakan sebagai sarana dan prasarana peternakan fungsi untuk pertanian akan dimaksimalkan. Embung berukuran panjang 20 meter, lebar 15 meter masuk tahap penyelesaian.

“Selama ini ada siring alam yang debit airnya berkurang saat kemarau sementara pada lokasi pembuatan embung ada potensi sumber air sekaligus bisa menjadi pengumpul air saat penghujan sehingga bisa memenuhi irigasi lahan pertanian minimal palawija hingga padi selama kemarau,” terang Safrudin saat dikonfirmasi Cendana News, Senin (18/10/2021).

Safrudin, petani pemilik lahan sawah sekaligus Kepala Dusun Kramat Baru, Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Senin (18/10/2021). -Foto Henk Widi
Lihat juga...