Embung Solusi Sumber Pengairan Kala Kemarau di Lampung

Editor: Makmun Hidayat

“Jangka panjang warga juga akan menanam pohon penghijauan pada perbukitan agar sumber air kembali lancar,” ulasnya.

Suprianto, petani di Desa Ruguk menyebut selama ini warga menggunakan sistem air tadah hujan. Saat tidak ada hujan petani hanya menanam sayuran, jagung dengan pasokan air terbatas. Meski ada sungai Gajah Mati, namun lokasi lahan pertanian berada jauh dari sungai. Menggunakan sistem pompa warga memaksimalkan air. Keberadaan embung sebutnya diharapkan bisa menjadi pasokan air kala kemarau.

“Setelah embung jadi petani bisa melakukan penanaman padi selama minimal dua kali setahun ditambah faislitas sumur bor,” ulasnya.

Petani lainnya, Suprianto menyebut memanfaatkan sumber air alami. Sumber air alami yang mengalir sepanjang waktu diberi pipa hingga bisa digunakan untuk air bersih, pengairan. Saat kemarau debit air yang menyusut digunakan sebagai sumber pengairan tanaman sawi, kacang panjang dan jagung. Debit air yang kecil disalurkan pada bak penampungan dan digunakan melalui sistem penyiraman kocor. Embung sebutnya akan digunakan saat saluran irigasi dibuat dengan sistem pembagian air.

Lihat juga...