G20 Dukung Kesepakatan Pajak, Pertahankan Fiskal dan Awasi Inflasi
Gubernur bank sentral Italia Ignazio Visco mengatakan pada konferensi pers bahwa para pemimpin keuangan G20 masih melihat peningkatan inflasi di banyak negara maju sebagai disebabkan oleh faktor sementara yang akan memudar, seperti kemacetan pasokan, kekurangan semikonduktor, keterlambatan pengiriman dan masalah cuaca.
“Tetapi sekali lagi, ini mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum menghilang, jadi kami harus siap dan berkomunikasi dengan sangat baik, bagaimana kami melihat masalahnya. Dan inilah mengapa kami mendiskusikan, memperdebatkannya di komunitas bank-bank sentral dan di ECB,” kata Visco.
Para pemimpin keuangan G20 juga berjanji untuk bekerja mengatasi kekurangan alat untuk memerangi pandemi COVID-19 di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam beberapa bulan mendatang, termasuk vaksin, terapi, dan diagnostik.
Para pemimpin keuangan G20 bertemu di Washington di sela-sela pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, yang diadakan hanya beberapa hari setelah 136 negara setuju untuk mengadopsi pajak perusahaan minimum 15 persen dan sebagian mengalokasikan kembali hak perpajakan untuk perusahaan multinasional besar yang menguntungkan ke negara-negara di mana mereka menjual produk dan jasa.
Para pemimpin G20 mendukung perjanjian pajak OECD dan menyerukan pengembangan cepat dari apa yang disebut “peraturan model” untuk memandu implementasi kesepakatan negara-negara dan “memastikan bahwa aturan baru akan mulai berlaku di tingkat global pada tahun 2023.”
G20 juga setuju mendukung proposal IMF untuk menciptakan “Resilience and Sustainability Trust” (RST) baru untuk memungkinkan sebagian dari 650 miliar dolar AS dalam cadangan mata uang Hak Penarikan Khusus yang dialokasikan ke negara-negara anggota IMF untuk disalurkan guna membantu negara-negara berpenghasilan rendah, negara berpenghasilan menengah “rentan” dan negara berkembang kecil lainnya.