JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa yang mengguncang Bitung, Sulawesi utara dengan kekuatan magnitudo (M) 5,7 pada Senin malam pukul 19.34 WIB merupakan jenis dangkal akibat aktivitas lempeng Laut Maluku.
Gempa bumi tersebut berkekuatan M=5,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,7, serta episenter terletak pada koordinat 0,90° LU; 126,14° BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 122 km arah tenggara Kota Bitung, Sulawesi Utara pada kedalaman 30 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( Thrust Fault ),” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Bolaang Mongondow IV skala Modified Mercalli Intensity (MMI) (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Bitung, Minahasa, Ternate, Manado dan Airmadidi III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami, katanya.
“Hingga pukul 20.06 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) sebanyak dua kali,” ujar dia.
BMKG merekomendasikan agar agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.